Bolehkah Kusajikan Setangkai Puisi Untukmu?




Dunia dalam Kotak
Selamat datang di duniaku yang mewah, tanpa jendela dan pintu
Sebab yang kami punya adalah sudut untuk bersembunyi
Kami memakan dinding, melukis dinding, mewarnai dinding, menghirup dinding
Ini yang disebut kemewahan bukan?
Lihatlah kami masuk televisi sebagai orang yang unik dan berbakat
Orang-orang kerajaan mempromosikan kami lalu mereka duduk dengan manis untuk mendapat penghormatan



Ada suara yang kami dengar mengagung-agungkan nama kami di depan kamera dan mikrofon
Ada janji yang tentu saja membuat kami mabuk kepayang
Sebuah tarian disodorkan diikuti kata-kata selamat

Nyatanya kami tidak selamat
Kami tetap di dunia yang megah ini
Tangan kami terkunci di kantong
Dan perut kami bergetar



Aku lihat wajah kami begitu bahagia di koran hari ini dan katanya mirip artis Hollywood
Kawan-kawan bertanya tentang sambutan raja dan semua tarian yang memabukkan
Ya, memabukkan memang. Memabukkan harapan kami yang lugu.

Beginilah para tukang sulap pemakan dinding dalam kotak. Tetap berlindung di sudut. Tiada guna punya uang. Tidak punya pintu dan jendela untuk keluar. Untuk apa? Makan saja dinding yang sudah keropos itu. Biarkan sekarang mereka menikmati singgasana dari acara fashion showmu!


19 comments:

  1. Miris ya, kehidupan yang indah didepan orang lain bisa jadi sangat menyedihkan dibelakangnya.
    Betewe, dinding2nya makan aja sampe habis biar bisa keluar dr situ, oops :D

    ReplyDelete
  2. Ini tentang kehidupan yang tak seindah yang terlihat, kan? Duh, seram.

    ReplyDelete
  3. Dunia memang sering memabukkan ya... Apa yang tampak gemerlap dan menyenangkan kadang memang menyimpan pilu tersendiri.
    Keren puisinya mbak Denny...

    ReplyDelete
  4. Wah betul mbak, kehidupan, seindah dandan segemer apapun kadang menyisakan ruang gelap yang tidak diketahui banyak orang

    ReplyDelete
  5. Puisi tentang kehidupan dunia yang memabukkankah mbak ini? Kehidupan dunia mewah nan semu

    ReplyDelete
  6. Saya bacanya malah mengait ngaitkan dengan politik yang lagi booming mbak. Apa mungkin efek terlalu nonton banyak berita di TV ya? hehehe

    ReplyDelete
  7. Duh Mbak, maksud puisinya apa Ya? Kok aku gagal faham ya...tepok jidat dah...

    ReplyDelete
  8. Saya juga bacanya mengaitkan dengan kehidupan politik (menyoroti panggung politik) cuma ya kalau untuk memaknai puisi saya agak susah, dari dulu seperti itu😅

    Tapi puisinya keren lho Mbak, suka dengan diksinya

    ReplyDelete
  9. Seperti halnya artis dunia panggung politik pun penuh dengan sandiwara dan kita duduk hanya sebagai penonton menunggu untuk tepuk tangan dan tertawa, tetapi mereka sendiripun menderita sebenarnya, itu menurut pandangan saya melihat puisi mba

    ReplyDelete
  10. bagus mbak puisinya :). dunia artis memang penuh sandiwara ya mbak, aku suka kasian dengan artis-artis muda yang kehidupannya siap disantap oleh masyarakat setelah melihat dia muncul di televisi :(

    ReplyDelete
  11. Galfok aku mb...
    Kupikir kehidupan di dalam kotak perhiasan..eh sampai akhir kubaca ada tukang sulap..hehe

    ReplyDelete
  12. keren puisinya mbak, bahasanya terangkai dan mengalir... saya sendiri belum bisa mendalami dan merangkai kata dalam bentuk puisi nih

    ReplyDelete
  13. puisinya bagus mbak.. keren nih, bisa merangkai kata jadi puisi gitu. saya nggak jago soalnya.

    ReplyDelete
  14. Makna puisinya bikin bertanya-tanya, nih. Karena pilihan diksinya emang asyik. Jadi ini tentang artis atau politik, ya? :)

    ReplyDelete
  15. Dari awal menebak-nebak maksud puisi ini, apakah kita ini seperti pesulap ya?

    ReplyDelete
  16. Saya bukan penikmat puisi, agak gagal paham hihihiii...

    ReplyDelete
  17. Mantap..mbak De nggak hanya pandai menukis kisah..tapi juga pintar merangkainpuisi indah. Semoga sukses selalu🤗

    ReplyDelete

About Me

Seorang ibu muda, guru, penulis
Powered by Blogger.