Bagaimana Mewujudkan Keluarga Muda Bahagia yang Kamu Inginkan?



Bicara mengenai keluarga pastinya bukan bicara hal yang sembarangan. Saya juga merupakan keluarga muda yang ingin belajar bersama. 

Kebahagiaan yang dicapai pastinya tergantung keinginan dan karakteristik orang-orang di dalamnya. Apalagi keluarga Muda yang mungkin masih belum beberapa lama mengarungi bahtera rumah tangga. Akan tetapi, semua harus dijalani sekaligus dipelajari menuju pendewasaan. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang mungkin menjadi bahan refleksi bagi setiap pasangan muda untuk mencapai keluarga kecil bahagia yang diinginkan.

Bagaimana Caramu Memikirkan Mana yang Lebih Prioritas antara Pekerjaan dan Keluarga?


Pekerjaan dan keluarga peastinya sama-sama hal penting yang tidak bisa ditinggalkan dan saling menyokong satu sama lainnya. Pekerjaan sangat penting untuk membutuhi kehidupan keluarga, tetapi jangan lupa bahwa pekerjaan itu akan sia-sia jika keluarga juga terlantar. Ada saat-saat tertentu kita harus ada untuk keluarga. Tetapi, kita juga harus bertanggung jawab dengan kewajiban atau tugas pekerjaan yang diamanahkan kepada kita. Jadi, bijaklah! Ketika kita bekerja, totallah dengan segala kemampuan dan bakatmu. Namun, ketika saat itu keluarga terkasih benar-benar membutuhkan kita untuk hal yang memang benar-benar penting di kehidupan ini, misalnya anak, hadirlah untuk mereka.


Masihkah Berdebat Mengenai Hal-Hal Kecil? Supaya Tidak Kaget ketika Menemukan Masalah Besar, Selesaikanlah Segera!



Waktu yang terus berjalan akan mengajarkanmu bahwa memperdebatkan hal-hal kecil itu adalah tindakan bodoh. Namun, jangan pernah mengabaikan hal-hal kecil tersebut. Ketika pasangan menegurmu untuk sesuatu hal atau sengaja mengatakannya secara halus, jangan mengabaikan hal tersebut dan melupakannya. Berikanlah respon positif dan menemukan solusi untuk itu. Mungkin juga bisa menanyakan dengan serius untuk menemukan keinginan pasangan. Apabila hal itu sulit untuk diubah, mintalah pasangan bersabar. Bukan malah pura-pura tidak mendengar atau mengabaikan.

Jika Kamu Seorang Pekerja yang Sibuk, Sudahkah Mengusahakan Waktu Senggangmu Dimanfaatkan Sepuasnya untuk Keluarga?


Jika memang tidak terpaksa, sebisa mungkin, jangan lagi menyusun kegiatan di luar di saat senggang atau liburan apabila Kamu termasuk orang yang biasanya sangat sibuk dengan pekerjaan. Berliburlah dengan keluargamu atau susunlah acara liburan yang ramai dengan rekan-rekan dengan membawa keluarga masing-masing. 

Sumber gambar: www.pixabay.com

13 comments:

  1. Berumah tangga yang terpenting komunikasi yang baik dan saling percaya๐Ÿ˜Š SeMangat untuk keluarga muda.

    ReplyDelete
  2. Keluarga muda maupun yang sudah lama, sama-sama tetap harus banyak belajar demi bisa membawa bahtera rumah tangga menuju akhir yang diinginkan. Bahkan, hingga ke Jannah kelak. Aamiin.

    ReplyDelete
  3. Membangun keluarga memang penuh lika liku.

    ReplyDelete
  4. Inspiratif sekali Mba.. terasa sekali seiring berjalannya waktu, kedewasaan & cara pandang thd masalah dlm Rmh tangga akan semakin terasah dgn banyaknya konflik2 di dalamnya

    ReplyDelete
  5. Pas banget dengan aku yang baru seumur jagung ini mengarungi rumah tangga, point tengang kedewasaan, sangat indeed banget. Seringkali (terutama saya) berdebat sesuatu yang konyol :'(

    ReplyDelete
  6. Lima tahun pertama bagi keluarga muda itu berat, biar dilan aja yang nanggung ๐Ÿ˜

    ReplyDelete
  7. saya pasangan ABG ya,
    Umur pernikahan udah 15 tahun,
    Hmmm...ada ada saja msalah..

    ReplyDelete
  8. Saya baru 4 tahun menikah, katanya 5 tahun di awal pernikahan adalah masa adaptasi kedua pasangan dan kehidupannya. Terima kasih sharingnya, Mbak ๐Ÿ˜Š

    ReplyDelete
  9. 5 tahun menikah anak baru satu, alhamdulillah suami masih ingin melihat tumbuh kembang Jesi. Belum tega mau nambah lagi. (curcol pagi, eh

    ReplyDelete
  10. Aku jadi ingat waktu awal-awal menikah, semua jadi serba salah paham. Sekarang sudah 11 thn menikah kalau mengenang masa-masa itu pengen ngikik dengan kebodohan kami berdua hehe

    ReplyDelete
  11. Masalah ego terutama
    Ada pepatah mengatakan kurleb

    Kalau mau bahagia harus mau berkorban, ngorbanin ego

    ReplyDelete
  12. Back to komitmen pernikahan kalo saya mah, harus se visi dan semisi. Jangan sampai setelah memiliki anak, salah satu dari kita (suami atau istri) saling melempar peran atau saling menyakiti (jika bebicara kewajiban dan peran suami/istri) krn banyak wanita menjadi terkungkung, mengalami kemunduran dan harus berkorban lebih bamyak disaat harus membagi peramnya sbg ibu maupun sbg wanita bekerja misalnya.

    ReplyDelete
  13. Kenahagiaan secara lahir dan batin sangat penting dalam rumah tangga. Kebersamaan adalah hal yang mbuatku bahagia mba, karena skrg menjalani LDR.

    ReplyDelete

About Me

Seorang ibu muda, guru, penulis
Powered by Blogger.